Profil Desa Tunjungmuli

Ketahui informasi secara rinci Desa Tunjungmuli mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tunjungmuli

Tentang Kami

Profil Desa Tunjungmuli, Karangmoncol, Purbalingga, mengulas potensi unik perpaduan warisan Situs Megalitikum Watu Pocong dan pusat ekonomi digital "Kampung Marketer". Temukan data geografi, demografi, BUMDes, dan kisah sukses transformasi desa.

  • Pusat Ekonomi Digital

    Desa Tunjungmuli merupakan basis dari "Kampung Marketer", sebuah inisiatif kewirausahaan sosial yang berhasil memberdayakan ratusan pemuda desa menjadi talenta digital dan secara signifikan mengurangi urbanisasi serta meningkatkan perekonomian lokal.

  • Warisan Purbakala

    Wilayah ini menjadi rumah bagi Situs Watu Pocong, sebuah peninggalan megalitikum langka berupa menhir berbentuk seperti jasad manusia, yang menunjukkan adanya peradaban kuno di kawasan tersebut.

  • Tata Kelola Desa Inovatif

    Melalui BUMDes "Loh Jinawi", pemerintah desa aktif mengelola berbagai unit usaha strategis seperti Pertashop dan Pamsimas untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan kesejahteraan masyarakat.

Pasang Disini

Terletak di lereng timur Gunung Slamet, Desa Tunjungmuli di Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, menyajikan sebuah potret wilayah yang unik di mana gema peradaban masa lampau berpadu harmonis dengan geliat ekonomi digital modern. Jauh dari citra desa konvensional, Tunjungmuli menjelma menjadi pusat perhatian berkat keberhasilan warganya memanfaatkan teknologi untuk kemajuan ekonomi, sembari tetap menjaga warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Desa ini menjadi bukti nyata bahwa kemajuan tidak selalu menuntut pemutusan akar tradisi, melainkan dapat tumbuh subur di atasnya.

Dengan topografi perbukitan yang dihiasi udara sejuk khas pegunungan, Desa Tunjungmuli menawarkan lebih dari sekadar pemandangan alam. Di balik ketenangannya, desa ini menyimpan potensi besar yang terus dikembangkan, mulai dari peninggalan situs megalitikum yang memancing rasa ingin tahu para sejarawan, hingga lahirnya sebuah gerakan ekonomi digital yang kini gaungnya terdengar di kancah nasional. Inisiatif lokal seperti "Kampung Marketer" telah secara dramatis mengubah lanskap sosial dan ekonomi, membuktikan bahwa inovasi dapat lahir dari mana saja, termasuk dari sebuah desa di Purbalingga.

Geografi dan Demografi

Desa Tunjungmuli secara administratif terletak di Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah, dengan kode pos 53355. Berada di bagian utara Kabupaten Purbalingga, wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Pemalang. Posisi geografisnya yang berada di kawasan lereng gunung membuat desa ini memiliki kontur tanah yang subur dan udara yang sejuk, menjadikannya lahan potensial untuk sektor pertanian.

Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan situs resmi desa, Tunjungmuli memiliki luas wilayah yang cukup lapang, yakni mencapai sekitar 900 hektar (9.000.000 m²). Wilayah yang luas ini terbagi menjadi 5 dusun, yang mencakup 21 Rukun Warga (RW) dan 54 Rukun Tetangga (RT).

Menurut data kependudukan per Juni 2025 yang dirilis oleh pemerintah desa, jumlah penduduk Tunjungmuli tercatat sebanyak 12.342 jiwa, yang terdiri dari 6.430 laki-laki dan 5.912 perempuan. Data lain dari Kabupaten Purbalingga pada tahun 2024 menunjukkan angka populasi yang sedikit berbeda, yaitu 10.867 jiwa (5.584 laki-laki dan 5.283 perempuan). Perbedaan angka ini umum terjadi karena dinamika pencatatan dan pergerakan penduduk. Dengan luas wilayah 9 km², kepadatan penduduk Desa Tunjungmuli diperkirakan mencapai sekitar 1.207 hingga 1.371 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk ukuran sebuah desa.

Batas Wilayah Desa Tunjungmuli meliputi:

  • Sebelah Utara
    Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pemalang.
  • Sebelah Timur
    Berbatasan dengan Desa Pekiringan dan Desa Grantung.
  • Sebelah Selatan
    Berbatasan dengan Desa Panusupan (Kecamatan Rembang) dan Desa Tajug.
  • Sebelah Barat
    Berbatasan dengan Desa Sirau.

Batas wilayah ini, sebagian di antaranya merupakan batas alam seperti Sungai Kuripan yang memisahkannya dengan Desa Panusupan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Purbalingga yang menetapkan titik-titik koordinat secara kartometrik.

Sejarah Desa yang Kaya Akan Nilai

Asal-usul nama Desa Tunjungmuli tidak terlepas dari cerita rakyat dan peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya. Menurut laman resmi desa, nama "Tunjungmuli" memiliki makna mendalam yang terkait dengan sebuah peristiwa pertempuran di masa lalu. Konon, terjadi peperangan antara dua pasukan di dekat sebuah sungai. Namun pertempuran tersebut tidak pernah terjadi karena sungai tersebut terus-menerus dilanda banjir besar akibat hujan lebat yang turun berhari-hari.

Peristiwa alam yang menghalangi pertumpahan darah ini dianggap sebagai sebuah anugerah. Kata "Tunjung" merujuk pada bunga teratai yang melambangkan kesucian dan kemuliaan, sementara "Muli" atau "Mulya" berarti mulia atau terhormat. Dengan demikian, Tunjungmuli dapat diartikan sebagai sebuah tempat yang dimuliakan karena terhindar dari malapetaka peperangan. Kisah ini menjadi cerminan nilai-nilai perdamaian yang dipegang oleh masyarakat setempat secara turun-temurun.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Roda pemerintahan di Desa Tunjungmuli dijalankan oleh sebuah struktur pemerintahan desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), kepala seksi (kasi) dan kepala dusun (kadus). Tata kelola pemerintahan desa ini bertujuan untuk memberikan pelayanan publik yang efisien dan transparan kepada seluruh masyarakat.

Sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas, Pemerintah Desa Tunjungmuli telah memanfaatkan platform digital melalui situs web resmi (sidesatunjungmuli.purbalinggakab.go.id). Melalui media ini, pemerintah desa secara aktif mempublikasikan berbagai informasi, mulai dari profil wilayah, berita desa, data kependudukan, hingga laporan kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kehadiran situs web ini menjadi langkah maju dalam implementasi pemerintahan berbasis elektronik (e-government) di tingkat desa.

Lembaga kemasyarakatan seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), PKK, dan Karang Taruna juga aktif berperan dalam pembangunan desa, menjadi mitra strategis pemerintah desa dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat.

Denyut Nadi Ekonomi: Dari Agraris hingga Digital

Perekonomian Desa Tunjungmuli menunjukkan dinamika yang sangat menarik, di mana sektor tradisional dan modern berjalan beriringan dan saling menguatkan.

Sektor Pertanian dan Industri Rumah Tangga

Sebagai desa yang berada di wilayah agraris, sebagian besar masyarakat Tunjungmuli pada awalnya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Lahan yang subur dimanfaatkan untuk menanam padi dan berbagai komoditas palawija. Selain pertanian, industri rumah tangga (home industry) juga menjadi salah satu penopang ekonomi lokal. Salah satu yang cukup dikenal ialah produksi tahu dan tempe, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi sejumlah keluarga.

BUMDes Loh Jinawi sebagai Motor Penggerak Ekonomi Lokal

Pemerintah Desa Tunjungmuli bersama masyarakat menginisiasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang diberi nama "Loh Jinawi". BUMDes ini menjadi instrumen penting dalam menggali dan mengelola potensi ekonomi desa secara lebih profesional. Beberapa unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Loh Jinawi antara lain:

  • Pertashop
    Menyediakan akses bahan bakar minyak (BBM) yang lebih mudah bagi warga, yang sebelumnya harus menempuh jarak cukup jauh.
  • Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)
    Memastikan ketersediaan air bersih bagi kebutuhan rumah tangga, bahkan bekerjasama dengan desa tetangga untuk memperluas jangkauan layanan.
  • Pengelolaan Pasar Desa
    Pasar Runjang yang dikelola BUMDes menjadi pusat perniagaan lokal, menampung sekitar 140 pedagang yang menjual berbagai kebutuhan, mulai dari sayur-mayur, sembako, perabotan, hingga emas.
  • Unit Pertanian
    BUMDes juga mengembangkan unit usaha di sektor pertanian untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal dan kesejahteraan para petani.

Kampung Marketer: Revolusi Digital dari Pelosok Desa

Fenomena paling menonjol yang mengangkat nama Tunjungmuli ke panggung nasional ialah lahirnya Kampung Marketer. Didirikan oleh seorang pemuda lokal, Nofi Bayu Darmawan, inisiatif kewirausahaan sosial (social enterprise) ini berfokus pada pelatihan dan pemberdayaan pemuda-pemudi desa untuk menguasai keterampilan pemasaran digital (digital marketing).

Berawal dari sebuah keprihatinan atas tingginya angka urbanisasi pemuda desa untuk mencari pekerjaan di kota besar, Kampung Marketer hadir sebagai solusi. Para pemuda dilatih menjadi tenaga customer service, content creator, dan digital advertiser yang andal. Mereka kemudian berkolaborasi dengan ratusan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari seluruh Indonesia untuk membantu memasarkan produk secara daring.

Dampaknya luar biasa. Kampung Marketer, yang kini telah bertransformasi menjadi startup bernama Komerce, berhasil menciptakan ratusan lapangan kerja baru di Desa Tunjungmuli dan desa-desa sekitarnya. Inisiatif ini secara signifikan mengurangi arus urbanisasi, meningkatkan pendapatan per kapita warga, dan menggerakkan perputaran uang hingga miliaran rupiah setiap bulannya di desa. Keberhasilan ini membuktikan bahwa keterbatasan geografis bukan halangan untuk berprestasi di era ekonomi digital, sekaligus mengubah Desa Tunjungmuli menjadi sebuah hub talenta digital yang diperhitungkan.

Pesona Wisata dan Warisan Budaya

Selain potensi ekonomi, Tunjungmuli juga menyimpan aset wisata dan budaya yang berharga, terutama peninggalan dari zaman prasejarah.

Situs Megalitikum Watu Pocong

Daya tarik utama dari sisi sejarah dan budaya di Tunjungmuli adalah Situs Watu Pocong. Terletak di Dusun Sinila, situs ini merupakan peninggalan zaman megalitikum yang diperkirakan berusia ribuan tahun. Situs ini terdiri dari dua buah batu menhir (batu pemujaan arwah) yang berbentuk unik, menyerupai jasad manusia yang terbungkus kain kafan (pocong), lengkap dengan lekukan dan ikatan-ikatannya.

Menurut penelitian dari dinas terkait, posisi batu-batu ini sangat simetris dengan arah mata angin, menunjukkan bahwa penempatannya bukanlah proses alami melainkan hasil karya manusia prasejarah. Berbeda dengan menhir lain di Indonesia yang umumnya berdiri tegak, menhir di Tunjungmuli ini diletakkan dalam posisi tertidur. Situs ini menjadi bukti adanya peradaban kuno di wilayah tersebut dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi. Selain Watu Pocong, di Tunjungmuli juga dilaporkan banyak ditemukan peninggalan purbakala lainnya seperti dolmen, batu lumpang, dan batu kubur.

Keindahan Alam dan Potensi Ekowisata

Dengan lanskap perbukitan dan alam yang masih asri, Desa Tunjungmuli memiliki potensi untuk pengembangan ekowisata. Pemandangan alam di pagi hari, aliran sungai seperti Kali Kuripan, dan kesejukan udara pegunungan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam otentik. Pengembangan lebih lanjut pada sektor ini dapat memberikan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat sekaligus mempromosikan kelestarian lingkungan.

Desa Tunjungmuli sebagai Teladan Inovasi dan Pelestarian

Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, adalah sebuah contoh nyata dari sebuah wilayah yang berhasil memadukan masa lalu dan masa depan. Di satu sisi, desa ini dengan bangga menjaga warisan megalitikum Situs Watu Pocong sebagai pengingat akan akar sejarahnya yang dalam. Di sisi lain, melalui fenomena Kampung Marketer, Tunjungmuli melesat menjadi ikon pemberdayaan ekonomi digital yang inovatif dan inklusif.

Kisah Tunjungmuli memberikan pelajaran berharga bahwa potensi sebuah desa tidak terbatas pada sumber daya alam semata. Dengan visi, kreativitas, dan semangat kolaborasi, sumber daya manusia dapat menjadi kekuatan pendorong utama kemajuan. Desa ini bukan lagi sekadar titik di peta, melainkan sebuah inspirasi tentang bagaimana sebuah komunitas lokal mampu beradaptasi, berinovasi, dan meraih kemuliaan (sesuai dengan nama "Tunjungmuli") di tengah tantangan zaman.